1. Home
  2. hot news
3 Mahasiswa UI kembangkan tangan robot, dikendalikan oleh otak
hot news

3 Mahasiswa UI kembangkan tangan robot, dikendalikan oleh otak

Tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) berhasil mengembangkan dan merancang Afta B-ionik, tangan prostetik robotik yang dapat dikendalikan oleh gelombang otak.

Mereka memanfaatkan teknologi Electroencephalography (EEG) untuk menghasilkan perintah yang dapat menggerakkan tangan prostetik robotik sesuai keinginan pengguna.

"Afta B-ionik memiliki keunggulan, yaitu harganya yang lebih terjangkau, mudah dilepas dan dipasang, tanpa perlu melakukan tindakan operasi untuk menanamkan sensor ke otot dan dikendalikan langsung menggunakan gelombang otak," kata Muhammad Arifin Julian salah seorang mahasiswa UI yang mengembangkan tangan palsu tersebut, di kampus UI Depok, Jumat (19/7/2019).

Menurut Arifin dengan menggunakan inovasi kontrol EEG, timnya mampu mengubah sinyal impuls otak menjadi perintah gerak sehingga tangan prostesis menjadi lebih fungsional.

Sistem EEG yang dapat membaca gelombang otak karena sudah dimodifikasi dengan Internet of Things (IoT) sehingga memungkinkan pengguna mengontrol benda lain yang terintegrasi IoT.

Afta B-ionik dikembangkan oleh tiga orang mahasiswa yang terdiri dari Muhammad Arifin Julian (FTUI 2016), Aulia Ulfah (FEB UI 2016), dan Muhammad Yusuf Abdurrahman (FTUI 2016).

Pembuatan tangan palsu canggih ini dilatarbelakangi oleh kepedulian tim akan teman-teman penyandang disabilitas yang kerap mengalami keterbatasan akses dalam menunjang kehidupan sehari-harinya.

Para penyandang disabilitas membutuhkan prostesis yang merupakan sebuah alat bantu untuk mendukung mereka di dalam beraktivitas, namun sayangnya, prostesis masih relatif sangat mahal.

Sebut saja, prostesis tangan dengan sistem gerak yang fungsional saat ini berada di kisaran Rp500 juta, namun ditambah pula biaya operasi yang bisa memakan harga di kisaran Rp150 juta.

Berangkat dari permasalahan tersebut, Arifin dan tim menciptakan Afta B-ionik dengan memanfaatkan teknologi EEG yang terintegrasi dengan teknologi IoT sehingga dapat memgoptimalkan kinerja alat.

Saat ini, Afta B-ionik telah dibuatkan prototype dan akan terus sempurnakan hingga benar-benar siap untuk diperjualbelikan. Jika diperjualbelikan, Afta B-ionik bisa berada di kisaran harga Rp50 juta.

Berkat inovasinya, ketiga mahasiswa UI ini berhasil mendapatkan beberapa penghargaan, yaitu 110 Inovasi Indonesia tahun 2018 dari BIC (Business and Innovation Center), Most Impactful Innovation 2019 dari Obara Award, serta Medali Perak pada ajang International Science and Innovation Fair 2019.

Dengan adanya tangan palsu robot canggih ini, diharapkan dapat menjawab kebutuhan para penyandang disabilitas untuk tetap aktif bekerja agar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

Oh iya, inovasi tersebut juga pernah dibuat oleh dua murid SMA Negeri 2 Depok, Jawa Barat, yakni Keyasa Abimanyu dan Reefo Aththobarani. Kala itu dalam sebuah pameran sains terbesar di Indonesia yaitu Indonesia Science Expo (ISE) 2017, mereka mempamerkan sebuah lengan robot (roboarm) yang dikendalikan oleh otak manusia.

Teknologi penghubung antara otak dengan lengan tersebut adalah Brain Computer Interface (BCI), yang dapat mengirimkan sinyal gelombang otak manusia ke komputer.

"Kami cukup prihatin karena kan banyak orang yang tidak memiliki anggota tubuh yang lengkap atau mereka yang kehilangan kemampuan anggota tubuhnya yang disebabkan karena kecelakaan atau sakit. Akhirnya kami berinisiatif untuk membuat roboarm ini," kata Keyasa.

Reefo menambahkan, roboarm adalah robot yang berbasis program Arduino yang dilengkapi dengan sebuah alat pendamping berupa perangkat kepala (headset) besutan MindWave Mobile.