1. Home
  2. hot news
Efek perang dagang AS, Google cabut lisensi Android Huawei
hot news

Efek perang dagang AS, Google cabut lisensi Android Huawei

Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok tampaknya masih akan terus berlanjut. Setelah Huawei Technologies dan lebih dari 70 afiliasinya masuk dalam daftar hitam oleh pemerintah AS, kini seperti dilansir The Verge, Senin (20/5/2019), Huawei memiliki masalah baru lainnya yang bisa dibilang lumayan fatal, yakni kehilangan lisensi sistem operasi Android.

Langkah itu seakan-akan menjadi pukulan telak bagi perusahaan teknologi Tiongkok.

Tidak hanya kehilangan lisensi sistem operasi Android, itu juga dapat membuat bisnis smartphone Huawei di luar Tiongkok pincang karena raksasa teknologi itu juga bisa kehilangan akses ke pembaruan sistem operasi Google Android serta layanan utama milik Google seperti Play Store, Gmail, hingga YouTube.

"Huawei hanya akan dapat menggunakan Android versi publik yang tersedia melalui lisensi open source yang dikenal sebagai Android Open Source Project (AOSP). Sistem ini tersedia secara gratis bagi siapa saja yang ingin menggunakannya, kata juru bicara Google kepada Reuters (20/5). 

Melalui Twitter, pihak Android pun turut memberikan pernyataan resminya bahwa layanan seperti Google Play dan sistem keamanan dari Google Play Protect akan tetap berfungsi pada perangkat Huawei yang sudah ada saat ini. 

Tidak hanya itu, pengguna smartphone Huawei pada saat ini, yang perangkatnya sudah terinstal aplikasi-aplikasi Google masih akan terus bisa menggunakan dan mendapatkan update aplikasi yang dirilis oleh Google.

"Kami mematuhi perintah yang diberikan oleh pemerintah AS dan sedang meninjau implikasinya," kata juru bicara Google.

Google mencatat ada sekitar 2,5 miliar perangkat Android aktif di seluruh dunia. Tetapi Google akan berhenti memberi Huawei akses, dukungan teknis, dan kolaborasi yang melibatkan aplikasi dan layanan eksklusifnya ke depan.

Huawei mengatakan telah menghabiskan beberapa tahun terakhir untuk menyiapkan rencana darurat atau sebuah rencana B dengan mengembangkan teknologinya sendiri seandainya diblokir dari penggunaan Android. Beberapa teknologi ini sudah digunakan dalam produk yang dijual di Tiongkok.

Menurut salah satu petinggi Huawei, Eric Xu, siapa pun sejatinya berhak mendapatkan dan mengembangkan Android karena Android merupakan sistem operasi terbuka yang berbasis komunitas.

"Apa pun yang terjadi, Android tidak memiliki hak hukum untuk memblokir perusahaan mana pun untuk dapat mengakses lisensi open-source," kata Eric dikutip AU News (20/5).