Xiaomi akhirnya memenuhi janjinya untuk membawa Poco F2 Pro ke pasar Indonesia pada pertengahan bulan ini. Ponsel dengan status flagship killer ini sudah dinanti-nanti oleh para Xiaomi fanboy apalagi bagi mereka yang pernah menggunakan Pocophone F1 yang dirilis dua tahun lalu oleh Xiaomi.
Saat itu, Pocophone F1 berhasil menarik perhatian orang banyak dengan segala fiturnya yang mumpuni salah satunya dibekali prosesor terkuat pada masa itu. Kini di Poco F2 Pro, Xiaomi kembali menaruh harapan besar di ponselnya tersebut.
Setelah beberapa hari menggunakan Poco F2 Pro sebagai daily driver, impresi saya secara keseluruhan cukup positif. Kebetulan saya mendapatkan Poco F2 Pro dalam warna Electric Purple yang bisa dibilang langka atau sulit mendapatkannya saat ini. Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk simak review dari Poco F2 Pro.
Dalam paket penjualan, seperti biasa ada kabel data USB Type-C, Charger dengan teknologi fast charging 30W, Manual Book, SIM Ejector, serta garansi resmi dari Xiaomi Indonesia. Selain itu dalam kotak persegi warna kuning, Xiaomi menyediakan kover atau casing bening gratis agar tidak susah lagi mencari casingnya.
Jika Pocophone F1 menggunakan bahan plastik polikarbonat di bagian bodinya, berbeda dengan Poco F2 Pro yang sudah dilapisi kaca berlapis Gorilla Glass 5, dengan bingkai metal di sekelilingnya. Bagian belakangnya ada empat kamera dalam modul lingkaran dengan kesan huruf "X" di dalamnya yang memberikan kesan premium.
Pada bagian depannya hanya ada layar penuh tanpa adanya poni atau punch-hole yang mengganggu. Di sisi atas, kita bisa lihat ada sensor inframerah, kamera pop-up sekaligus ada buletan notifikasi berupa LED, jack audio 3.5mm, dan mikrofon. Di sisi bawah ada mikrofon, slot SIM Card, port USB-C, dan grill speaker (mono).
Sedangkan pada sisi samping kanan, ada tombol volume dan power yang memiliki aksesn warna merah. Total ada enam antena di sekeliling bodi Poco F2 Pro. Di samping bodinya yang terlihat premium, Poco F2 Pro terasa berat saat digunakan. Ya, beratnya mencapai 219 gram dan menggunakan bingkai metal yang solid.
Namun secara keseluruhan terlepas dari masalah bobotnya yang berat, desain dari Poco F2 Pro ini terasa banget premiumnya, berbeda dengan saudaranya si Pocophone F1.
Secara fisik, Poco F2 Pro mengadopsi desain layar penuh berpanel AMOLED seluas 6,67 inci. Anda akan mendapatkan pengalaman menonton atau bermain game yang menyenangkan tanpa ada gangguan poni layar atau punch-hole yang biasanya terletak di sudut kiri atau kanan layar.
Dalam penggunaan harian, Poco F2 Pro terbilang sangat bersahabat, terutama dalam berselancar antar aplikasi. Meski tidak dibekali dengan refresh rate 90Hz, hanya 60Hz, layar masih sangat responsif menurut saya. Layarnya juga memiliki aspek rasio 20:9 yang memanjang dan membuat ponsel ini tak terlalu lebar sehingga masih nyaman digenggam dengan satu tangan.
Tingkat kecerahannya mencapai 800 nits, dan saya tidak mengalami masalah untuk melihat konten atau bermain game pada kondisi cahaya terik. Selain itu layar Poco F2 Pro sudah mendukung konten HDR10+, touch sampling rate 180Hz, dan standar warna gamut DCI-P3.
Oiya, berbeda dengan saudaranya yang belum bisa menikmati Netflix dalam kualitas HD, Xiaomi akhirnya membekali fitur Wideview L1 sehingga penggunanya bisa menikmati layanan streaming seperti Netflix dengan resolusi tinggi atau high definition (HD).
Xiaomi juga membenamkan sensor pemindai sidik jari di dalam layar. Saat saya mencoba pertama kali, saya merasakan respon dari sensornya ini agak lambat dalam mengenali sidik jari saya yang terkadang butuh waktu 1 detik untuk bisa membuka kunci layar.
Poco F2 Pro menggunakan prosesor terkuat saat ini, yakni Qualcomm Snapdragon 865, yang saat ini kebanyakan digunakan di smartphone-smartphone flagship di atas 10 jutaan. Unit yang saya pegang saat ini punya spesifikasi RAM 8GB dan ROM 256GB, saya memastikan semuanya berjalan dengan lancar tidak ada masalah baik saat digunakan bermain game berat hingga multitasking.
Dengan spesifikasi di atas pun, saya langsung mencoba bermain game PUBG Mobile dengan setingan rata kanan alias extreme. Memang benar yang dijanjikan, saya hanya merasakan hangat yang wajar bukan panas berlebih saat bermain game tersebut, bahkan frame drop pun tidak saya rasakan, semua sangat lancar dan smooth.
Mungkin semua itu berkat teknologi pendingin yang dibenamkan di dalam bodi Poco F2 Pro. Teknologi itu seperti yang sudah kita semua tahu adalah LiquidCool 2.0 yang terdiri dari beberapa layer pendingin serta vapor chamber yang meng-cover 28% bagian bodi. Pendingin tersebut diklaim mampu turunkan panas CPU sampai 14 derajat Celsius.
Saat dites menggunakan AnTuTu saja, Poco F2 Pro bisa mendapatkan skor yang tinggi untuk ponsel sekelasnya. Total skornya adalah 563.916 poin. Selain AnTuTu, saya juga mengujinya dengan Geekbench 5, skornya pun cukup tinggi, yakni 830 untuk single-core dan 3100 untuk multi-core.
Untuk sistem operasinya sendiri, Poco F2 Pro sudah mengadopsi antarmuka MIUI 12 berbasiskan Android 10 serta menggunakan POCO Launcher dengan berbagai fiturnya seperti App Sorting yang bisa menyortis aplikasi berdasarkan fungsi atau warna, RAM Cleaner, Icon Pack, Hide Apps, dan App Suggestions.
Dari sisi konektivitas, unit Poco F2 Pro versi Indonesia ini sudah dibekali jaringan 5G meski di sini jaringan tersebut belum didukung, namun Xiaomi tidak menyembunyikannya. Anda tetap bisa memilih jaringan tersebut hanya saja Anda tetap menggunakan sinyal 4G LTE atau 4G+. Selain itu ada NFC untuk pembayaran tanpa kontak, Bluetooth 5.1, Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac/6, dan lainnya.
Terakhir di sektor performa, Poco F2 Pro punya speaker tunggal. Menurut saya, speaker yang dimiliki Poco F2 Pro ini sudah cukup bagus dan bertenaga meski hanya berlabel Mono Audio.
Suara yang dihasilkan pun keras dan lantang tidak sember atau cempreng saat diatur ke volume paling tinggi, suara bassnya pun masih terdengar serta getaran audionya yang bisa dirasakan bergetar di bodi Poco F2 Pro. Namun bisa menjadi lebih bagus jika Xiaomi membekalinya dengan stereo. Akan tetapi, mungkin ini menjadi strategi Xiaomi untuk menyunat beberapa fitur yang tidak sampai mengganggu pemakaian.
Poco F2 Pro punya empat sensor kamera utama yang disusun persegi di dalam modul lingkaran. Sensor utamanya punya resolusi 64MP f/1.89, sensor Sony IMX686 tanpa OIS. Selain itu, ada sensor 13MP ultra-wide f/2.4, 2MP f/2.4 sensor kedalaman, dan sebuah sensor 5MP f/2.2 telemakro (3-7cm).
Fiturnya pun segudang, mulai dari peningkatan AI otomatis, Pro mode dengan fitur fokus peaking, Night Mode 2.0, Vlog, Slow Motion, Timelapse, Front & Back, clone, Super Macro, dan lainnya. Sementara untuk kamera depannya, Poco F2 Pro mengusung kamera pop-up berlensa 20MP.
Untuk kualitas kameranya sendiri, menurut saya masih kurang begitu mantap jika dibandingkan dengan ponsel lainnya. Saat ini, saya juga menggunakan Pixel 3 yang hanya mempunyai satu kamera saja, namun jika dibandingkan, hasil foto yang dihasilkan oleh Poco F2 Pro kurang begitu tajam mengingat Poco F2 Pro punya kamera utama 64MP, sedangkan Pixel 3 hanya 12.2MP.
Bahkan untuk mengambil foto yang bagus pun, Anda harus memastikan tangan tetap stabil karena ponsel ini tidak dilengkapi dengan OIS. Jadi begitu tangan Anda bergoyang sedikit, hasil foto pasti akan sedikit buyar. Mode malamnya pun juga menurut saya tergolong biasa-biasa saja.
Sedangkan untuk videonya saya berikan lima jempol berkat fitur 8K 30fps yang disematkan di kamera Poco F2 Pro, meski fitur EIS hanya bekerja hingga 4K 30fps. Berikut contoh perekaman video 8K-nya (Jangan lupa set resolusi ke HD).
Berikut hasil foto yang saya ambil selama menggunakan Poco F2 Pro.
Secara keseluruhan, saya bisa mengatakan kamera yang diusung Poco F2 Pro sebenarnya sudah bagus, baik dari segi detail, dynamic range, dan warna. Hanya saja kadang di beberapa kondisi seperti tempat yang terang, justru hasil fotonya menjadi lebih terang.
Untuk kamera depannya ada yang unik yaitu penggunaan kamera pop-up dengan adanya lampu RGB di sekeliling modul kamera yang bisa Anda gonta-ganti warnanya di pengaturan kamera. Sementara untuk hasil fotonya sendiri biasa saja dan meski sudah dimatikan fitur beauty-nya, muka kita masih terlihat putih sekali.
Untuk sektor ini, baterai 4.700 mAh yang ada pada Poco F2 Pro sangat luar biasa, kekuatan baterainya bisa bertahan hingga dua hari dalam sekali charge, meski sudah untuk bermain game berjam-jam, menyalakan AOD, mengambil foto dan video, baterainya masih kuat. Untuk SoT (Scree-on-Time) nya, saya bisa dapat kurang lebih 6 jam dan itu sudah lebih dari cukup untuk smatphone sekelas Poco F2 Pro.
Untuk pengisian dayanya, Poco F2 Pro sudah dibekali dukungan 30W Fast Charger sehingga Anda bisa mengisi daya baterai dengan cepat, misal untuk mengisi daya hingga penuh hanya butuh waktu 1 jam saja . Xiaomi juga sudah sertakan charger 33 watt dalam paket penjualan, sehingga tak perlu membeli aksesoris tambahan.
Bagi Anda yang punya dana terbatas tapi menginginkan smartphone flagship premium dengan harga di bawah 10 juta rupiah, saya bisa merekomendasikan Poco F2 Pro sebagai opsi terbaik. Namun, jika Anda punya dana berlebih, masih banyak ponsel lainnya yang bisa dibeli.
Untuk Anda yang hobi bermain game atau menonton pun juga sangat direkomendasikan untuk membeli Poco F2 Pro, namun untuk kalian yang hobi fotografi, saya tidak menyarankan untuk membeli Poco F2 Pro karena dengan harga segitu, kalian bisa mendapatkan perangkat lain yang lebih mumpuni.