1. Home
  2. apps
Twitter Buka Program Verifikasi Akun, Pengen Akunmu Ada Centang Birunya? Ini Syaratnya
apps

Twitter Buka Program Verifikasi Akun, Pengen Akunmu Ada Centang Birunya? Ini Syaratnya

Baru-baru ini beredar kabar bahwa Twitter akan kembali membuka pengajuan verifikasi akun. Artinya, Twitter akan memberikan centang biru bagi akun-akun yang lolos verifikasi.

Perusahaan yang berasal dari Amerika Serikat itu mengabarkan  informasi tersebut lewat postingan blog dan akun resmi yang ada di Twitter. Menurut informasi yang beredar, sejumlah akun bisa mendapatkan tanda centang biru pada tahun depan.

“Kami berencana meluncurkan kembali proses verifikasi, termasuk proses permohonan verifikasi untuk publik, pada awal tahun 2021,” ungkap Twitter sebagaimana yang dilansir dari BlogTwitter.

Walaupun demikian, pihak Twitter sendiri belum memberikan informasi yang lebih detail terkait waktu pengajuan verifikasi akun yang bakal dibuka. Mereka hanya menginformasikan 6 kategori “Notable Accounts” yang dapat mengikuti pengajuan verifikasi untuk mendapat tanda centang biru atau “verified”.

6 kategori itu yakni, (1) Akun lembaga pemerintah, (2) Akun Perusahaan, merek dan organisasi non-profit, (3) Akun media, (4) Akun Hiburan, (5) Akun Olah raga, (6) Akun aktivis, penyelenggara, dan Individu berpengaruh.

Keenam kategori tersebut juga memiliki syaratnya sendiri-sendiri. Misalnya, untuk kategori lembaga pemerintah, harus menyertakan laman web resmi pemerintah, laman tersebut juga harus sudah dijadikan referensi oleh berbagai media san sebagainya.

Sementara itu, Twitter mengajukan sayarat berbeda untuk kategori media. Akun Twitter media tersebut harus memiliki berbagai twit yang mencantumkan tautan ke media tersebut. Tidak hanya itu, nama website juga harus sama dengan nama akun Twitternya.

Informasi persyaratan yang lebih lengkap dari sejumlah kategori di atas dapat ditelusuri melalui link ini. Tidak hanya itu, pihak Twitter juga mengharuskan pengguna agar memberikan feedback (kritik dan saran) tentang kebijakan verifikasi anyar ini yang bakal segera diterapkan.

verified account (businessinsider)

Pengguna Harus Memberikan Feedback

Untuk memberikan feedback, pengguna dapat mengisi survei jika ingin memberi kritik dan saran tentang kebijakan verifikasi ini untuk tahun 2021. Pengisian survei ini hanya memakan waktu yang sebentar, sekitar 5-7 menit.

Jika pengguna tidak mau melakukan pengisian survei, maka pengguna hanya perlu mengirim twitt di akunnya dan harus menyertakan hastag #VerificationFeedback. Untuk waktu feedback ini, Twitter sudah memulainya pada 24 November hingga 8 Desember yang akan datang.

Pihak Twitter akan memproses berbagai feedback dan akan menginformasikan kebijakan verifikasi terbaru berdasarkan kiriman feedback dari pengguna pada 17 Desember. Tindakan ini dilakukan sebelum Twitter menerapkan kebijakan tersebut pada awal 2021.

Sebagai informasi tambahan, pada 2017 lalu, banyak pengguna yang memprotes kebijakan perifikasi dari Twitter karena memberikan tanda verified atau centang biru kepada pemilik akun Jason Kessler.

Perlu diketahui bahwa Jason Kessler merupakan seorang pendukung supremasi kulit putih yang turut mengendalikan protes berbau rasis yang diselenggarakan di Charlotterville, Virginia, pada Agustus 2017 silam. Oleh sebab itu, banyak pihak melayangkan protes ke Twitter, mereka mengklaim bahwa akun Jason Kessler tidak layak mendapat tanda centang biru.

Pihak Twitter pun mengakui hal tersebut merupakan bentuk kekeliruan karena telah memberikan tanda “verified” ke Jason Kessler.

“Kami menyadari telah menciptakan kebingungan ini dan perlu menyelesaikannya. Kami telah menghentikan sementara semua verifikasi umum yang dikerjakan dan akan melaporkan kembali secepatnya," ungkap Twitter waktu itu.

Setelah peristiwa yang terjadi pada 2017 itu, Twitter kembali membuka pengajuan verifikasi akun pada 2018. Sejumlah pihak dianggap beruntung karena mendapat tanda centang biru dari Twitter.

Di antaranya adalah seorang penulis buku kontroversial berjudul Fire and Fury, yang bernama Michael Wolff. Selain sang penulis, ada juga Kepala Kantor Manajemen dan Anggaran Amerika Serikat, Mick Mulvaney. Dan yang terakhir adalah seorang editor media Fast Company yang bernama Anjali Khosla. Ketiganya dianggap beruntung karena terverifikasi.

 

 

Baca Juga: