1. Home
  2. hot news
Vivo kini punya 9 pusat R&D yang tersebar di 4 negara
hot news

Vivo kini punya 9 pusat R&D yang tersebar di 4 negara

Perusahaan teknologi tentunya tak lengkap tanpa tim pengembangan dan riset, atau Research and Development (R&D) sebagai bagian dari lahirnya sebuah inovasi. Serangkaian uji konsisten dilakukan para tim ahli untuk memastikan inovasi terus hadir bagi konsumen. Semangat inilah yang juga ditunjukkan Vivo sebagai salah satu brand ponsel global, yang memiliki 9 pusat R&D independen di berbagai negara.

"Sejak dulu, Vivo selalu memposisikan riset dan teknologi produk sebagai kekuatan pendorong utama untuk menghasilkan produk yang inovatif dan meningkatkan kemampuan teknis sehingga dapat mempersembahkan pengalaman teknologi yang baru kepada konsumen," kata Edy Kusuma, Senior Brand Director Vivo Indonesia dalam keterangan resminya.

Didirikan di 9 lokasi yang tersebar di seluruh dunia di antaranya Tiongkok (Shenzen, Dongguan, Nanjing, Beijing, Shanghai, Hangzhou), Taiwan (Taipei), Jepang (Tokyo), dan Amerika Serikat (San Diego), pusat R&D ini fokus dalam berbagai teknologi, termasuk komunikasi 5G, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk produk elektronik konsumen, desain industrial, dan teknologi pencitraan.

Berbagai inovasi hasil dari pusat R&D Vivo telah banyak dirasakan pengguna di seluruh dunia. Mulai dari Vivo X1 sebagai smartphone pertama di dunia dengan Hi-Fi quality audio chip di 2012, Vivo X5 sebagai ponsel tertipis di dunia tahun 2014, hingga Vivo V15 sebagai ponsel pertama dengan pop-up camera 32MP yang diluncurkan pada 2019.

Di akhir tahun lalu, Vivo juga memperkenalkan Vivo V17 Pro sebagai ponsel pertama di dunia dengan 32MP Dual Pop-Up Selfie Camera yang mendapatkan sambutan hangat dari konsumen di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Selain itu, berbagai produk inovatif yang dihasilkan dari pusat R&D Vivo juga kerap diperkenalkan di ajang kelas dunia. Prototipe APEX yang menggebrak desain ponsel yang pertama kali dipamerkan pada tahun 2018 dengan menampilkan revolusi desain layar serta kamera Pop-Up dan In-Display Fingerprint Scanner Authentication. 

Di 2019, Vivo memperkenalkan APEX 2019 yang tampil dengan desain unibody dan pembaruan seperti teknologi Full Screen In-Display Fingerprint Authentication dan Body Soundcasting. Tahun ini Vivo juga akan terus menghadirkan inovasi-inovasi terbaru yang patut ditunggu oleh konsumen.

Untuk dapat menghadirkan inovasi ke dalam produk konsumen yang siap digunakan, Vivo kini memiliki 5 basis produksi di seluruh dunia, dengan distribusi di Dongguan, Chongqing, India (Greater Noida), Bangladesh (Dhaka), dan Indonesia.

Mengimplementasikan proses produksi berstandar global dengan Multi-Level Testing, termasuk uji ketahanan ponsel, uji usia, dan banyak pengujian intensif lain melalui Quality Control Lab (QC-Lab).

Di Indonesia, Vivo telah memiliki pusat produksi sendiri yang berlokasi di Cikupa, Banten dan terus melakukan ekspansi pabrik di Indonesia untuk dapat memenuhi permintaan dalam negeri. 

 Mengenai potensi dibangunnya pusat R&D Vivo di Indonesia, Edy menyatakan bahwa saat ini Vivo memantapkan dulu basis produksi untuk memenuhi permintaan domestik. Rencana investasi lainnya kedepan, termasuk pengembangan pusat riset dan pengembangan, terus dipertimbangkan.

Edy menambahkan, konsumen Indonesia juga memberikan kontribusi penting bagi pengembangan teknologi dan riset pasar Vivo.

R&D