1. Home
  2. apps
WhatsApp Tangkal Hoax, Biar Pengguna Tidak ‘Termakan’ Berita Palsu
apps

WhatsApp Tangkal Hoax, Biar Pengguna Tidak ‘Termakan’ Berita Palsu

Direktur Komunikasi APAC WhatsApp, Sravanthi Dev mengungkapkan bahwa sebanyak 2 jutaan akun WhatsApp diblokir setiap bulan karena penyebaran hoax.

“Kita tak ingin spam dan pesan yang misinformasi, kita menggunakan teknologi untuk identifikasi spam. Kami memblokir 2 juta akun per bulannya,” kata Sravanthi di Jakarta pada Kamis, 19-Nov-2020.

Pemilik akun WhatsApp yang kena blokir akan merasa dirugikan karena tidak bakal bisa menggunakan akunnya lagi, sebab diblokir secara permanen oleh pihak WhatsApp.

Karena semakin hari, semakin bertebaran berita bohong, maka WhatsApp memualai penyesuaian fitur untuk menangkal tersebarnya berita palsu ini. WhatsApp memberikan batasan pada jumlah pesan yang diteruskan atau forwarded message. Pengguna hanya boleh meneruskan pesan sebanyak lima kali dalam satu waktu.

Tindakan ini menurunkan jumlah forwarded message sebanyak 25 persen. WhatsApp menandai forwarded message dengan panah tunggal, dan panah ganda untuk pesan yang paling banyak diteruskan atau highly forwarded.

Tindakan ini diharapkan agar pengguna berpikir ulang sebelum meneruskan pesan itu kepada orang lain. Tidak hanya itu, pengaturan Privasi Grup dalam aplikasi WhatsApp juga telah diperbarui agar pengguna demi keamanan privasi masing-masing.

Sebelumnya, WhatsApp mengabarkan bahwa pesan yang telah diteruskan telah mencapai 70%. Tindakan ini diklaim bakal menurunkan aktivitas tersebut dengan signifikan. Tindakan yang dilakukan WhatsApp ini merupakan bentuk komitmen aplikasi chat yang paling banyak digunakan itu dalam menangkal berita palsu.

forwarded message (theverge)

Nantinya, WhatsApp juga bakal terus mengembangkan fitur yang bisa membantu para pengguna untuk menangkal maraknya penyebaran hoax di dunia maya.

Tindakan riilnya, WhatsApp juga bekerja sama dengan Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahayanya penyebaran hoax ini.

Ketua Mafindo, Septiaji Eko Nugroho mengatakan bahwa pesan yang berisi hoax sebanyak 2.024 pesan selama Januari sampai November 2020. Sepertiga dari jumlah tersebut berisi hoax tentang pandemi.

“Kalau kita lihat, tidak mudah mengetahui hoax di medsos atau Whatsapp. Kalau Facebook relatif mudah. Khususnya konten publik. Dilaporkan sekitar 13-15% (hoax) beredar di masyarakat dari Whatsapp, jumlah aslinya bisa lebih dari itu,” ujar Nugroho.

Nugroho juga mengatakan bahwa hoax yang paling banyak tersebar di media sosial Facebook, Twitter, dan aplikasi pesan WhatsApp.

“Komparasi tak bisa dilakukan dengan mudah. Whatsapp sifatnya privat. Data-data ini adalah kami simpan di situs kami, kita kolaborasi cek fakta dengan 24 media online,” tambah Nugroho.

 

 

Baca Juga: