1. Home
  2. gadgets
Mara X dan Mara Z, duo smartphone pertama yang dibuat di Afrika
gadgets

Mara X dan Mara Z, duo smartphone pertama yang dibuat di Afrika

Afrika saat ini sedang mengalami peningkatan investasi di industri teknologi. Salah satu faktor yang berkontribusi adalah jumlah hub teknologi di pusat-pusat kota besar yang bertumbuh. Menurut laporan dari GSMA Ecosystem Accelerator, pada tahun 2016 ada 314 hub teknologi yang aktif di seluruh benua.

Kini, sebuah perusahaan Afrika yaitu Mara Group yang berlokasi di Rwanda memiliki ambisi besar. Di mana perusahaan berharap untuk membantu mengubah Rwanda menjadi pusat teknologi regional dan itu hanya selangkah lebih dekat untuk menyelesaikan misi itu.

Pekan ini, perusahaan tersebut merilis dua buah smartphone yaitu Mara X dan Mara Z. Yang menarik adalah dua smartphone ini adalah dua perangkat smartphone pertama yang sepenuhnya dibuat di Afrika. Menurut Presiden Rwanda Paul Kagame, Mara Group adalah pabrik smartphone berteknologi tinggi pertama di Afrika.

Namun jika ditelusuri, Mara Group sebenarnya bukanlah perusahaan pertama yang sepenuhnya membuat smartphone di Afrika. Pada tahun 2017, perusahaan asal Afrika Selatan, yakni Onyx Connect juga pernah meluncurkan smartphone murah. Namun ketika Onyx harus mengimpor seluruh komponen untuk ponselnya, Mara justru keseluruhan komponennya diproduksi dan dirakit di Rwanda.

Menurut CEO Mara Group, Asish Thakkar, "Kami sebenarnya yang pertama melakukan manufaktur. Kami membuat motherboard, sub-papan hingga kemasannya."

Sama halnya dengan smartphone-smartphone lainnya, Mara X dan Mara Z berjalan dengan sistem operasi Android dan masuk dalam kategori ponsel kelas menengah dan bawah. Mara X dengan memori internal 16GB dibanderol 130 dolar AS (Rp1,8 juta) sedangkan Mara Z dengan ROM 32GB dibanderol 190 dolar AS (Rp2,7 juta).

Sementara perusahaan mengakui bahwa mereka menjual smartphone-nya itu lebih mahal daripada ponsel sekelasnya, namun menurut Thakkar, ia optimis produk buatannya akan laris terjual di Afrika. Sebab menurutnya, target market dari smartphone ini adalah konsumen yang mau membayar lebih tinggi demi mendapatkan barang yang berkualitas.

Mara X diketahui punya layar berukuran 5,5 inci dengan resolusi HD+ (720x1440 piksel). Ditenagai oleh MediaTek MT6739 quad-core ARM Cortex A53 1,5GHz, ponsel ini hanya dibekali RAM 1GB, satu kamera belakang 13MP, dan kamera depan berlensa 5MP. 

Sementara Mara Z punya layar yang lebih besar yaitu 5,7 inci HD+ (720x1440 piksel) dengan aspek rasio layar 18:9. Layarnya ini sudah terlindungi oleh Corning Gorilla Glass. Ditenagai oleh chipset Snapdragon 435 dari Qualcomm octa-core yang dipasangkan dengan RAM 3GB.

Ponsel ini dibekali satu kamera belakang dan depan namun punya dua lensa yang sama yaitu 13MP. Tak lupa pada kameranya itu sudah dilengkapi dengan mode bokeh dan Face Beauty.

Untuk sistem operasinya, Mara X berjalan pada Android 8.1 Oreo Go Edition sedangkan Mara Z berkolaborasi dengan Google dengan berjalan di sistem operasi Android One. Dua smartphone tersebut punya logo berupa kepala singa pada panel belakangnya. 

"Kami menyadari beberapa tahun yang lalu bahwa untuk menciptakan dampak sosial yang positif di benua kami, kami harus memiliki smartphone berkualitas tinggi dan terjangkau," kata Thakkar. "Ini akan memungkinkan inklusi keuangan."

Thakkar menambahkan bahwa banyak konsumen di negara-negara Afrika telah dipaksa untuk memilih antara telelpon yang berkualitas namun harganya tidak terjangkau, atau terjangkau tapi tidak berkualitas tinggi. Selain itu, ia menekankan komitmen perusahaannya untuk terus mendukung pembangungan di Rwanda. Tercatat saat ini 90 persen dari 200 karyawan pabriknya adalah orang Rwanda dan 60 persennya adalah wanita.