1. Home
  2. hot news
Medsos Bakal Dibatasi Demi Hindari Hoax dan Teori Konspirasi yang Sesatkan Publik
hot news

Medsos Bakal Dibatasi Demi Hindari Hoax dan Teori Konspirasi yang Sesatkan Publik

Selama ini, media sosial memiliki peran yang cukup signifikan dalam penyebaran misinformasi, salah satunya adalah hoaks.

Misinformasi ini telah banyak beredar di kalangan pengguna platform media sosial sehingga tersebarnya hoaks telah dikonsumsi mentah-mentah oleh publik.  

Eric Schmidt, yang merupakan mantan CEO Google, menyadari sisi lain penggunaan medsos. Ia menyebutnya efek samping media sosial.

Schmidt, mantan orang nomor satu di perusahaan raksasa Google ini mengungkapkan pendapatnya bahwa akan ada banyak kebijakan yang dirancang untuk mengatur penggunaan internet selama beberapa tahun ke depan.    

“Konteks jejaring sosial yang berperan mengamplifikasi orang dengan kecerdasan kurang dan orang dengan masalah kejiwaan ini bukanlah tujuan awal kami,” kata Schmidt dalam konferensi virtual yang diselenggarakan oleh Wall Street Journal, pekan lalu.

Schmidt tidak menjelaskan lebih terang siapa yang dimaksud “kami”. Kemungkinan besar yang dimaksud adalah perusahaan raksasa teknologi seperti Google dan sejenisnya.

“Kecuali industri bisa mengatasi masalah mereka dengan cara yang sangat cerdik, akan ada regulasi,” tambah Schmidt.

Schmidt merupakan orang yang punya peran besar dalam tindakan akuisisi yang dilakukan Google kepada YouTube. Waktu itu, tepatnya pada 2006 lalu, Schmidt masih menempati posisi CEO.  

Sebagaimana yang telah diketahui, YouTube merupakan salah satu platform yang paling banyak digunakan orang untuk menyebarkan informasi yang keliru.

Eric Schmidt (actconsulting)

Melansir Bloomberg, YouTube telah berupaya keras dalam menanggulangi penyebaran misinformasi dan kebohongan. Salah satunya adalah misinformasi terkait Covid-19 dan pemilu di AS.

Sedangkan platform medsos lain, Twitter dan Facebook, akhir-akhir ini keduanya juga menuai kritikan dari banyak pihak karena dijadikan sebagai sarana untuk penyebaran informasi dan berbagai pesan yang menyinggung SARA.

Setelah mengakhiri masa jabatannya dari CEO Google pada 2011 lalu, Schmidt diangkat menjadi Executive Chairman di perusahaan induk Google, yaitu Alphabet. Pada 2019 ia keluar dari Alphabet, namun ia masih menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan tersebut.  

Schmidt tidak hanya mengomentari media sosial, ia juga mengungkapkan bisnis mesin pencarian Google yang akhir-akhir ini mendapat sorotan dari Departemen Kehakiman Amerika Serikat.

Schmidt berpendapat bahwa Google meraih kesuksesan lantaran dipilih oleh banyak orang dan bukan disebabkan karean dominasinya dalam menjegal kompetitor.

"Saya tak setuju dengan mereka. Pangsa pasar Google tidak 100 persen," tutup Schmidt.

 

Baca Juga: